Bisnis Menjanjikan dari Budidaya Jahe Merah

jual bibit jahe merah

Sejak virus Corona (Covid-19) dinyatakan sebagai pandemi global, banyak orang yang mulai mencari  alternatif obat herbal. Bagaimanapun, sampai hari ini, obat atau vaksin dari virus Corona belum ditemukan oleh ilmuan. Maka dari itu, orang-orang memilih kembali pada obat-obatan herbal yang sudah disediakan oleh alam. Karenanya, budidaya jahe merah menjadi tren bisnis yang baru.

Sejak zaman nenek moyang, jahe merah telah dikenal sebagai tanaman obat dengan segudang khasiat. Bahkan bisa dibilang, Belanda menjajah Indonesia beberapa abad silam salah satunya juga karena produksi jahenya. Rimpang-rimpangan yang masih satu famili dengan zingiberales seperti kunyit, kencur, lengkuas, dan temulawak ini bahkan telah dimanfaatkan oleh bangsa China sejak 2000 tahun yang lalu.

William Roxburgh memberikan nama ilmiah Zingiber officanale untuk jahe. “Zingiber” merupakan bahasa Yunani yang berarti rimpang yang memiliki bentuk seperti tanduk. Sedangkan kata officanale diambil dari bahasa Latin yang berarti sesuatu yang digunakan untuk pengobatan. Inilah jahe. Tanaman ajaib yang memiliki kandungan yang sangat berlimpah.

Namun, selain dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat, jahe merah juga bisa dimanfaatkan untuk tambahan makanan. Masyarakat Indonesia telah memanfaatkan jenis rimpang ini sejak lama. Herbal jahe, selain sedap untuk makanan, juga ampuh untuk menangkal penyakit seperti batuk, masalah pernapasan, dan berbagai masalah pencernaan serta peradangan.

Kenapa jahe merah memiliki potensi bisnis yang tinggi? Hal ini dikarenakan khasiat yang membuat jahe merah selalu dibutuhkan oleh industri-industri besar.

Peluang Bisnis Budidaya Jahe Merah

Jahe merah memiliki prospek bisnis yang cukup tinggi. Di Indonesia belum banyak yang membudidayakan jahe jenis ini. Banyak petani lebih memilih untuk menanam jahe gajah atau emprit. Padahal, di pasar internasional, jahe merah merupakan salah satu jenis rempah sekaligus tanaman obat yang banyak dicari.

Pasar internasional tentu punya nilai lebih tinggi. Harga di pasar internasional lebih tinggi dari harga di dalam negeri. Harga yang tinggi ini dipengaruhi oleh daya permintaan yang naik, tetapi pembudidaya jahe merah tak banyak atau belum bisa mencukupi kebutuhan pasar.

Malaysia, Banglades, dan Singapura adalah beberapa negara yang sering membeli jahe merah dari bumi Indonesia. Pada tarikh 2013, Banglades memesan 270 ton jahe merah ke sebuah instansi swasta yang merangkul petani dari daerah Lumajang, Bondowoso, Banyuwangi, Ponorogo, dan Malang.

Namun, karena tak banyak yang membudidayakan jahe merah, petani-petani itu kewalahan menerima pesanan itu. Akibatnya, pengiriman jahe merah dilakukan secara bertahap.

bibit jahe merah
bibit jahe merah

Keuntungan Usaha Budidaya Jahe Merah

Tanah di Indonesia bagaimanapun cocok untuk budidaya jahe merah. Iklim tropis sangat baik untuk pertumbuhan tanaman dan rimpang jahe merah.

Terdapat beberapa faktor yang membikin budidaya jahe merah sangatlah menguntungkan.

  1. Membudidayakan jahe merah tak terlalu sulit dan bisa dibilang cukup mudah. Setelah mendapatkan bibit jahe merah yang berkualitas, Anda bisa langsung menanamnya di lahan yang memiliki ketinggian 1 – 2000 mdpl. Terlebih, di Indonesia, budidaya jahe merah sangat didukung oleh tanah yang subur dan iklim tropis yang hangat.
  2. Media tanam jahe merah cenderung mudah dan murah. Anda dapat membudidayakan jahe merah menggunakan polybag dengan media tanam karung.
  3. Jahe merah dapat dibudidayakan di lahan yang sempit. Sekarang masalah lahan sering terjadi. Sawah kian habis sebab kebutuhan tempat tinggal meningkat. Untuk itu, budidaya jahe merah sungguh tak memakan banyak tempat. Anda bisa memanfaatkan halaman sempit untuk menanam jahe. Dengan menanam jahe merah, pekarangan rumah Anda yang sunyi bisa disulap jadi lahan produktif.
  4. Anda tak akan repot mencari orang yang mau membeli jahe merah Anda. Hal ini dikarenakan kebutuhan jahe merah yang tinggi. Baik untuk diolah sebagai makanan maupun sebagai bahan obat ataupun industri besar.
  5. Jahe merah memiliki nilai jual yang tinggi meski harga jahe merah juga bisa dibilang cukup tinggi.
  6. Untuk menjadi pembudidaya jahe merah, tak perlu modal terlalu besar. Bisa dibilang, biaya yang perlu dikeluarkan untuk usaha jahe merah cukup kecil. Anda hanya butuh ketekunan dan ketelatenan yang serius untuk dapat membudidayakan jahe merah. Anda hanya perlu menyediakan polibag atau karung, bibit, dan pupuk saja untuk membudidayakan jahe merah.

Hambatan yang Mungkin Anda Temui Ketika Budidaya Jahe Merah

Tiap usaha, semudah apa pun, pasti memiliki hambatannya sendiri. Tak terkecuali budidaya jahe merah. Tak sedikit pembudidaya jahe merah yang rugi karena gagal panen. Banyak faktor yang menyebabkan gagal panen. Di antaranya, yaitu karena penggunaan bibit yang buruk, ketidaktelatenan dalam perawatan, serangan hama dan penyakit, hingga persoalan yang tak bisa dicegah seperti cuaca dan iklim.

Untuk masalah bibit yang buruk, Anda bisa menyelesaikannya dengan cara membeli bibit jahe merah berkualitas super di pembudidaya yang sudah terpercaya. Sedangkan untuk urusan hama dan penyakit, ini butuh ketelitian dan keuletan petani. Sebisa mungkin, sebagai petani jahe, Anda harus dapat mencegah penyakit dan hama pada jahe merah. Usaha preventif sangat diperlukan untuk meminimalisir kerugian.

Budidaya jahe merah itu tak sulit. Hanya perlu keseriusan yang konsisten. Apabila Anda tertarik untuk memulai budidaya jahe merah, Vista Agro siap membantu menyediakan bibit jahe merah unggulan yang terpercaya.  Jika Anda berlokasi di sekitar Jogja, Anda bisa dapat langsung ke tempat kami di Dusun Rejek Lor, RT 02/ RW 24, Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman. Kami juga bisa dihubungi di nomor WhatsApp (WA): 082136461851

 

 

Inilah Penyebab Jahe Merah Gagal Panen

bibit jahe merah

Kini, banyak orang yang mulai membudidayakan jahe merah. Bibit jahe merah pun sudah banyak dijual di berbagai tempat. Hal ini tak lepas dari ramainya wabah virus corona (Covid-19) yang sedang melanda dunia.  Sehingga, bibit jahe merah banyak dicari di pasaran. Jahe merah menjadi pilihan alternatif obat herbal yang hits di pasaran.

Jahe merah mengandung minyak atsir yang cukup tinggi di banding jenis jahe lainnya. Di dalam jahe merah terdapat banyak kandungan yang dapat menjaga kesehatan tubuh dan menangkal penyakit. Jahe merah dipercaya ampuh untuk meningkatkan imun sehingga manusia tak gampang terserang penyakit. Disebutkan dari berbagai sumber, sudah sejak lama tanaman jahe dimanfaatkan manusia. Bahkan, bangsa Tionghoa sudah lebih dari 2000 tahun menggunakan jahe sebagai bahan wajib pembuat obat.

Banyaknya permintaan jahe merah otomatis membuat prospek bisnis jahe merah makin tinggi. Di Indonesia belum banyak yang membudidayakan jahe jenis ini. Banyak petani lebih memilih untuk menanam jahe gajah atau emprit. Padahal, di pasar internasional, jahe merah merupakan salah satu jenis rempah sekaligus tanaman obat yang banyak dicari.

Pasar internasional tentu punya nilai lebih tinggi. Harga di pasar internasional lebih tinggi dari harga di dalam negeri. Harga yang tinggi ini dipengaruhi oleh daya permintaan yang naik, tetapi pembudidaya jahe merah tak banyak atau belum bisa mencukupi kebutuhan pasar.

Malaysia, Banglades, dan Singapura adalah beberapa negara yang sering membeli jahe merah dari bumi Indonesia. Pada tarikh 2013, Banglades memesan 270 ton jahe merah ke sebuah instansi swasta yang merangkul petani dari daerah Lumajang, Bondowoso, Banyuwangi, Ponorogo, dan Malang. Memang, di Indonesia, untuk membudidayakan jahe merah tidaklah terlalu susah. Hal ini dikarenakan iklim dan kondisi tanah di Indonesia sangat mendukung bagi pertumbuhan tanaman jahe merah.

Dengan kondisi iklim tropis, Indonesia adalah wilayah yang sangat mendukung untuk menanam jahe merah. Pada awal penanaman, jahe merah memang membutuhkan curah hujan yang tinggi. Jahe merah muda (sekitar 0-4 bulan) butuh curah hujan tinggi. Jadi, untuk menanam jahe, baik dimulai pada pertengahan musim penghujan atau awal musim penghujan. Sehingga, ketika tanaman mulai berusia 5-8 bulan, curah hujan sudah mulai berkurang dan tak terlalu tinggi. Fase itu sangat cocok untuk jahe merah dewasa.

Namun, bukan berarti tak ada risiko dan ancaman dalam budidaya jahe merah. Seperti tanaman lain, banyak ancaman yang bisa membuat pembudidaya menjadi gagal panen. Mulai dari hama hingga penyakit yang bisa berakibat fatal pada tanaman jahe merah. Penyakit dan hama yang parah tentu dapat membunuh tanaman dan membuat petani jahe tak dapat untung tapi dapat rugi.

Meski begitu, Anda tak perlu khawatir akan hal itu. Sebab, dengan perawatan yang intensif dan ketelatenan, Anda bisa mencegah serangan hama dan penyakit yang berakibat fatal pada jahe merah.

Serangan Hama yang Mengancam Jahe Merah

Hama adalah momok menakutkan bagi petani. Salah satunya adalah hama kepik. Kepik adalah serangga yang sering hidup di area persawahan. Kepik menjadi hama karena menyerang tanaman, terutama pada bagian daunnya. Hama ini sangat kecil. Kepik memiliki panjang sekitar 5 – 8,5 cm. Warna kepik pun beragam. Ada yang berwarna kemerahan, kuning, bahkan coklat.

Biasanya, daun tanaman jahe merah digunakan oleh kepik untuk bertelur. Sedangkan seekor kepik betina bisa menghasilkan 300 butir terlur. Jumlah yang banyak untuk bisa merusak tanaman jahe. Apalagi, telur-telur tersebut tidak saja diletakkan pada satu daun. Namun, juga disebar di beberapa daun yang ada di sekitar.

Induk hama kepik memisah telur-telur itu dengan tujuan agar larva kepik tak berebut makanan ketika larva sudah menetas. Setelah menetas, larva-lava ini akan menjadikan daun jahe merah sebagai makanan mereka. Petani bisa dengan mudah menandai kepik mana yang sudah menetas. Caranya adalah dengan melihat daun-daun tanaman jahe sudah berlubang atau belum.

Untuk mengatasi hama kepik, petani bisa memanfaatkan insektisida. Cairan tersebut bisa disemprotkan ke bagian daun tanaman untuk membunuh hama. Menurut buku Untung Besar Budidaya Jahe Merah, jenis insektisida yang digunakan adalah dimecron 50 SCW atau Thiodan 36 EC.

Hama Lalat pada Jahe Merah

Selain kepik, hama yang dapat mengancam jahe merah adalah lalat. Lalat gemar memangsa rimpang jahe merah. Jadi, jika rimpang telah terluka karena digerogoti lalat, maka ini sangat berbahaya. Pasalnya, rimpang bisa membusuk karena ada bakteri yang masuk.

Ada dua jenis lalat yang mengancam jahe merah. Pertama, lalat gudang dan lalat rimpang. Untuk lalat rimpang, jenisnya dibagi menjadi dua, yaitu lalat rimpang Eumerus Figurans Walker dan Memegrala coeruleifrons.

Lalat rimpang jenis Eumerus Figurans Walker berwarna hitam dengan garis puth melintang di sekitar abdomennya. Untuk mengatasi lalat rimpang jenis ini, petani bisa menggunakan sistem tumpang sari. Sistem tersebut akan membuat lalat bingung mencari inangnya. Namun, jika lalat sudah terlanjur banyak, petani bisa memanfaatkan cairan kimi. Insektisida Decis 2,5 EC ampuh untuk membasmi lalat jenis ini.

Namun, lalat Memegrala coeruleifrons juga sangatlah berbahaya. Lalat ini tak hanya merusak rimpang, tapi juga bagian tanaman. Jenis lalat ini lebih ramping dan bersayap belang warna hitam. Lalat jenis ini bisa membuat tanaman jahe merah seperti terkena bakteri layu.

Untuk mengatasi lalat jenis ini tak terlalu berbeda dengan lalat sebelumnya. Petani bisa menggunakan sistem tumpang sari. Petani juga bisa mengatasinya dengan tindakan sanitasi atau membersihkan sisa tanaman yang rusak karena larva lalat. Hal tersebut berfungsi untuk memutus siklus hidup lalat.

Syahdan, setelah populasinya berkurang, petani bisa mulai menyemprotnya dengan cairan kimia. Untuk lalat jenis ini petani bisa menggunakan insektisida Curacron 500 EC dengan dosis yang sesuai aturan.

Jika Anda tertarik untuk memulai budidaya jahe merah, Vista Agro siap menyediakan bibit jahe merah unggulan yang terpercaya.  Jika Anda berlokasi di sekitar Jogja, Anda bisa dapat langsung ke tempat kami di Dusun Rejek Lor, RT 02/ RW 24, Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman. Kami juga bisa dihubungi di nomor WhatsApp (WA): 082136461851

 

 

 

 

Pentingnya Menggunakan Bibit Jahe Merah Unggul

bibit jahe merah

Kualitas bibit jahe merah sangat mempengaruhi hasil panen bibit. Hal ini disebabkan karena bibit yang buruk bisa membawa sifat kepada tanaman bawe anakan. Jadi, sebelum Anda memutuskan untuk menanam jahe, hal yang paling penting adalah memastikan bibit mana yang akan Anda pakai. Jangan sampai Anda salah memilih bibit.

Indukan yang baik akan menghasilkan anak yang baik pula. Anda bisa memastikan kualitas bibit jahe dari melihat indukannya. Jika indukan berkualitas baik, maka kemungkinan besar bibit yang akan Anda gunakan adalah bibit yang baik. Selain mempengaruhi hasil panen, bibit juga memiliki pengaruh pada ketahanan tanaman jahe terhadap serangan penyakit.

Untuk memastikan baik atau tidaknya bibit, Anda harus tahu ciri-ciri bibit yang baik dan yang tidak.

Mendapatkan bibit bisa diperoleh dari dua cara. Yang pertama adalah dengan membuat bibit jahe merah sendiri di rumah. Yang kedua, yaitu dengan membeli atau memesannya di tempat budidaya bibit jahe merah.

Bagi Anda yang memilih cara kedua, Anda harus mengetahui ciri-ciri bibit yang baik dan yang buruk. Jangan sampai Anda ditipu penjual bibit yang nakal. Untuk itu, dalam artikel ini, kami juga akan membagikan cara paling mudah untuk memilah bibit jahe merah yang baik dan yang tidak.

 

bibit jahe merah
bibit jahe merah

 

Pastikan Bibit Jahe Merah Terhindar dari Penyakit

Bibit yang penyakitan tak akan membuahkan hasil yang baik. Namun, tak hanya itu, bibit yang diambil dari kebun yang terserang bakteri Pseudomonas solanacearum, cendawan Rhozpcyonia solani, atau pun hama lalat rimpang Mimegralla coeruleifrons dan Enmerus figurans tidaklah baik digunakan.

Oleh karena itu diperlukan kejelian untuk memilih bibit jahe merah yang baik dan sehat. Sebab, bibit yang jelek tak akan tumbuh baik dan justru hanya memicu kerugian.

Selain bibit yang terhindar dari penyakit, sebisa mungkin Anda harus mendapatkan bibit jahe merah yang tidak cacat. Tidak cacat di sini berarti tak memiliki luka gores atau sesuatu kerusakan pada rimpang yang nantinya akan menjadi bibit.

Bagaimanapun ada penyakit yang biasa menyerang rimpang yang terluka. Bibit jahe merah yang terluka seperti itu lebih mudah terserang penyakit. Anda tak bisa menggunakan bibit jahe merah yang penyakitan. Jika masih dipaksakan, hal itu hanya akan menimbulkan kerugian. Dampak terburuknya, usaha budidaya jahe merah Anda hancur karena gagal panen.

Bibit Jahe Merah Unggul

Bibit jahe merah yang unggul biasanya didapat dari indukan yang baik. Selain itu, bibit yang baik biasanya menggunakan rimpang jahe merah yang sudah tua. Rimpang yang lebih tua ini dapat tumbuh lebih cepat. Untuk itu, usia ideal jahe merah yang cocok buat dijadikan indukan atau bibit adalah yang sudah berusia sekitar 10 bulan atau lebih.

Berikut ini adalah beberapa ciri yang bisa jadi patokan buat Anda yang masih bingung memilih bibit jahe merah mana yang baik.

  1. Bebas dari busuk rimpang

Jahe yang busuk pada rimpangnya memiliki kualitas yang buruk. Rimpang yang terinfeksi bisa jadi sumber penyakit pada jahe. Jika rimpang telah terinfeksi penyakit, maka bisa dikatakan tak layak lagi dijadikan bibit. Apabila masih dipaksakan, maka bukan hasil baik yang akan Anda dapat, melainkan bibit hanya akan menjadi sumber penular penyakit.

Namun, perlu diketahui bahwa bukan hanya rimpang busuk yang tak bisa jadi bibit. Rimpang yang baik untuk jadi bibit adalah rimpang yang tidak terluka. Bekas luka seperti lecet atau bekas terpotong sebisa mungkin dihindari.

  1. Berusia minimal sepuluh bulan

Jahe berumur kurang lebih satu tahun biasanya telah memiliki ukuran yang cukup besar. Selain berukur lebih besar, penampilannya pun sudah tak terlalu merah. Jahe merah dengan usai sekitar satu tahun kulitnya lebih cenderung kecoklatan dengan sedikit semburat merah. Rimpangnya pun sudah tampak berisi serta lebih padat.

Untuk melihat usia jahe, Anda bisa mulai dengan mengamati serat halus pada jahe merah. Jika sudah tua—baik untuk dijadikan bibit—punya serat lebih tegas dibanding yang muda. Lalu, kenapa rimpang jahe muda tak baik dijadikan bibit? Alasannya adalah rimpang jahe lebih mudah rentan terserang penyakit.

  1. Jahe Sudah Parkir

Artinya, jahe tidak langsung digunakan sebagai bibit. Namun, jahe punya jeda minimal tiga hari di gudang setelah panen.

  1. Sebagian mata tunas mulai muncul

Rimpang yang terbaik untuk dijadikan bibit adalah rimpang yang telah memiliki 3 mata tunas atau lebih. Bagian terbaik yang bisa dijadikan bibit, yaitu rimpang pada ruas kedua dan ketiga. Untuk jenis jahe merah bobotnya 20 sampai 40 g di setiap potongan rimpang.

Perbedaan Jahe Merah dengan Jahe Jenis Lain

Niat hati menanam jahe merah, jangan sampai runtuh gara-gara salah membeli bibit. Jahe merah memiliki kandungan minyak asiri lebih banyak dari jenis jahe lainnya. Sehingga, terkadang jahe merah dibandrol dengan harga sedikit lebih mahar dari jenis jahe lainnya.

Agar tak terkecoh, Anda perlu lebih dahulu paham perbedaan jahe merah dengan jahe jenis lainnya. Tak sulit untuk membedakannya.

 

Jahe merah, seperti namanya, memiliki lapisan luar yang cenderung berwarna kemerah-merahan. Ukurannya pun lebih kecil jika dibandingkan dengan jahe gajah. Sangat mudah membedakan jahe merah dengan jahe gajah. Jika jahe gajah berwarna putih kekuningan dengan ruas rimpang yang besar dan gemuk, maka jahe merah berukuran lebih kecil dan berwarna kemerahan.

Jika Anda tertarik untuk memulai budidaya jahe merah, Vista Agro siap menyediakan bibit jahe merah unggulan yang terpercaya.  Jika Anda berlokasi di sekitar Jogja, Anda bisa dapat langsung ke tempat kami di Dusun Rejek Lor, RT 02/ RW 24, Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman. Kami juga bisa dihubungi di nomor WhatsApp (WA): 082136461851

Data dan Daftar Konsumen Bibit Jahe Merah dan Buku Panduannya Via Online

Alhamdulillah, kami telah dipercaya ratusan klien dari seluruh nusantara. Ada yang datang langsung ke lokasi kami untuk membeli bibit jahe merah dan bertanya seputar cara budidaya jahe merah dan apa pula yang meminta kami, lalu mentransfer ke rekening kami untuk dikirim ke lokasi tujuan. Kepercayaan ini tentu sebuah kebanggan sekaligus tantangan yang mesti kami pertanggungjawabkan. Kami berusaha menghadirkan bibit rimpang yang sudah berusia satu tahun keatas supaya lebih cepat bertunas dikala disemai oleh konsumen/ klien kami.

Namun, kami meminta maaf, karena tidak semua klien kami dokumentasikan. Hanya pemesan via online dan mendapatkan resi dari sejumlah jasa kirim seperti Pos dan Pahala Express yang ada disini. Pemesan langsung belum bisa dikemukakan disini. Semoga lain kesempatan bisa.

Berikut adalah Daftar konsumen kami yang telah membeli bibit jahe merah dan bibit jahe gajah yang berasal di berbagai penjuru tanah air.

Bulan April 2016

 

  1. Dr Fathurrahman, Samarinda, 300 KG bibit jahe merah.
  2. Rizal , Aceh, 5 Kg bibit jahe merah
  3. Umi, Magelang, 5 KG bibit jahe merah.
  4. Junaidi, Jl Gunung Raya Gg Amalia no. 15 Pekanbaru, Buku panduan budidaya jahe merah.
  5. Budi Santoso, 3 Kg bibit jahe merah, alamat Toko Sri Rejeki Motor jl Raya Karanganyar.
  6. Yudha Pramono, 2 kg dan 1 buku panduan, beralamat di jl Jampu no.6 Pondok RT 9 Colomadu.
  7. Hikmah Sundari 5 Kg bibit jahe merah tujuan Kp Pasir Panggang RT 06 Pangkalan.
  8. Adang 3 kg di Jl Diponegoro no 129 Kab Pati Jawa Tengah.
  9.  Suwandi, 5 KG tujuan Jl Jendral Ahmad Yani Tane, Watampone
  10. Robby Sidharta 2 kg di Losari K Waru
  11. Hanapie, 5 Kg bibit jahe merah di Jl Tukad Pakerisan Bali
  12. Sayuti, 6 kg di Dusun Klisat Singorojo.
  13. Wiyutono, 3 Kg di Perum Tanjung Sari Permai Sukabumi.
resi bibit jahe merah padalarang
resi bibit jahe merah padalarang
resi bibit jahe merah
resi pesanan 300 kg dari Samarinda lewat star cargo
resi bibit jahe merah
Resi bibit jahe merah

 

 

Bulan Maret 2016

  1. Zainal Arif Kurnia, Sidoarjo, 30 Kg Bibit Jahe  Merah.
  2. Hamjani, Ciheulang, Bandung, 130 Kg Bibit Jahe Merah.
  3. Rizal, Banda Aceh, 5 Kg Bibit Jahe Merah.
  4. Sudibyo Andono, Lampung, 3 KG bibit jahe merah.
  5. Sucipto, Surabaya, 15 KG bibit jahe merah.
  6. Purwoko, Jakarta Barat, 5 Kg.
  7.  Vebri, Balikpapan, 3 KG.
resi jahe
resi jahe Banda Aceh
resi konsumen jahe
resi konsumen surabaya.

 

 

Bulan Februari 2016

  1. Joko Trisno , Samarinda, 45 Kg Jahe Merah,
  2. Usep Nurhayadin, Cisurupan, Bandung, 10 KG Jahe Merah
  3. Laila Siti Komariah, Banjar Jabar, 3 Kg
  4. Fajar, Sumenep Madura, 4 Kg
  5. Sundoro, Jakarta, 20 Kg Jahe Gajah
  6. Idi Sudrajat, Tangerang 10 Kg Jahe Merah
  7. Wahyu Dwi, Grogol Sukoharjo, 11 KG jahe merah
  8. Farah Fajar, Tangerang, 5 KG jahe merah
  9. Heri Yudi Kudus, 10 KG jahe merah
  10. Deny Amin, Ambon, Maluku, 10 Kg jahe merah.

 

pesanan jahe merah
daftar pesanan jahe merah
pemesan jahe merah
resi pemesan jahe merah dari jakarta
jahe merah
resi pemesan jahe merah asal tangerang

 

jahe merah
resi pemesan jahe merah asal madura
resi pos pemesan asal bandung
resi pos pemesan asal bandung